Pemesanan

Golok sembelih qrisdoren Kios kami Manyediakan berbagai macam golok sembelih dan pisau keset Dengan ketajaman greet 3000-6000 Sudah super siff dan sangat tajam

Pemesanan Bisa Langsung Telephone: 081314238679, Transfer Melalui Bank BRI
. FACEBOOK "Golok Sembelih Qrisdoren"

Rabu, 07 Oktober 2015

Mengenal Material Bahan Bilah Pedang

Mengenal Material Bahan Bilah Pedang - Baja adalah besi yang mengandung carbon. Kalau disebut Carbon Steel 1060, maka kandungan carbon dalam baja tersebut adalah 0,60% (kadar carbon tingkat menengah). Kalau disebut Carbon Steel 1095, maka kandungan carbon dalam baja tersebut adalah 0,95% (kadar carbon cukup tinggi). Semakin tinggi kadar carbon dalam sebuah pedang, semakin keras pedang tersebut, tapi semakin getas karena rendahnya elastisitas.
Ada banyak sekali jenis-jenis baja yang biasa digunakan sebagai material pembuatan bilah pedang. Masing-masing memiliki karakteristik dengan kelebihan dan kekurangan.

Di antara yang bisa disebutkan di sini adalah:

1. O1 Tool Steel
Merupakan baja unggulan dengan kadar karbon tinggi dan chromium rendah, kekerasan tinggi max 65 Hrc. Mudah berkarat dan memerlukan perawatan yang baik. Komposisi Kimia adalah: C = 0.95%; Si = 0.25%; Mn = 1.10%; Cr = 0.55%; V = 0.10%; W = 0.55%.

O1 Tool Steel merupakan baja yang memiliki kekerasan sangat bagus sehingga dapat memiliki ketajaman yang baik dan tidak mudah tumpul. Selain itu, baja jenis ini cukup mudah diasah kembali bila tumpul. Kelemahannya adalah mudah terserang korosi (karat). Kadar carbon yang tinggi menjadikannya getas dan terkadang mudah patah. Kalau mau dilakukan hardening, sebaiknya hanya pada sisi tajamnya saja.

2. D2 Tool Steel
Merupakan baja unggulan dengan kadar karbon tinggi dan chromium tinggi, kekerasan tinggi max 64 Hrc. Walaupun cukup tahan tapi masih belum bebas karat, tetapi bahan ini sangat digemari karena kekerasannya yang tinggi sehingga ketajamannya awet dan mudah diasah bila tumpul. Komposisi Kimia adalah: C = 1.55%; Si = 0.25%; Mn = 0.35%; Cr = 11.8%; Mo = 0.80%; V = 0.95%. Pertama kali muncul pada saat perang dunia II. Baja ini kadang-kadang disebut semi-stainless.

D2 merupakan baja yang memiliki kekerasan tidak jauh beda dengan O1 Tool Steel. Namun karena kandungan Cr yang cukup tinggi maka baja jenis ini memiliki ketahanan terhadap korosi yang lebih tinggi dibanding baja jenis O1. Kelemahannya adalah sedikit lebih liat ketika diasah jika tumpul. Kadar carbon yang tinggi menjadikannya getas dan terkadang mudah patah. Kalau mau dilakukan hardening, sebaiknya hanya pada sisi tajamnya saja.

3. 440C Stainless Steel
Merupakan baja stainless dengan kadar karbon cukup tinggi dan chromium tinggi, kekerasan tinggi max 60 Hrc. Sangat tahan karat, kekerasan cukup baik. Komposisi Kimia adalah: C = 1.05%; Si = 0.40%; Mn = 0.40%; Cr = 17.0%; Mo = 0.50%.

440C termasuk stainless steel sehingga cukup sulit terserang korosi. Tapi beda dengan stainless steel yang lain sebab 440C memiliki kandungan carbon yang cukup tinggi sehingga memiliki kekerasan yang baik. Kelemahannya adalah lebih liat dari D2 ketika diasah jika tumpul.

4. ATS-34 Stainless Steel (Japan)
Merupakan jenis baja terbaik saat ini, dengan kadar karbon tinggi dan chromium tinggi. Bebas karat, kekerasan max 60-61 Hrc. Komposisi Kimia adalah: C = 1.03%; Si = 0.25%; Mn = 0.41%; Cr = 13.74%; Mo = 3.56%; P = 0.026%; S = 0.001%.

5. Damascus Steel (Baja Pamor/Baja Lipat/Folded Steel))
Merupakan jenis baja yang melalui proses penempaan dua atau tiga lapis material semisal baja, besi lunak dan nikel yang kemudian dilipat dan ditempa lagi sampai berkali-kali lipatan yang membentuk pola sesuai dengan yang diinginkan. Baja ini lebih ditonjolkan pada seni dan pola yang terbentuk pada baja. Meskipun sebagian pengrajin menyebutnya sebagai Damascus Steel, bukan berarti baja yang digunakan adalah baja Damaskus yang teknik pembuatannya sudah hilang sejak abad ke-18. Selain itu, pattern yang terdapat pada permukaan bilah Pedang Damaskus bukan karena proses lipatan logam.

6. Disc Brake Steel (Baja Rem Cakram)

Disc Brake Steel merupakan salah satu material pembuatan pedang yang cukup tahan terhadap serangan korosi dengan kekerasan yang tinggi. Biasanya diambil dari limbah rem cakram. Kelemahannya adalah cukup liat ketika diasah.

7. Spring Steel (Baja Per)

Baja dari per mobil atau truk merupakan material yang cukup baik untuk pembuatan pedang. Kekerasan sekitar 62 Hrc. Dengan proses hardening yang bagus setelah ditempa, terkadang baja per memiliki kualitas kekuatan yang lebih baik daripada baja baru. Biasanya diambil dari limbah per mobil atau truk. Tapi yang terbaik adalah dari limbah per mobil Jeep Willys yang sudah terkenal sangat kuat, ulet dan tahan patah. Bisa juga dari limbah per mobil jip Gaz atau Landrover.

Baja yang bisa disebut sebagai spring steel/baja per adalah baja yang mempunyai kemampuan pegas tinggi. Biasanya mempunyai kandungan karbon dari 0.50% sampai dengan 1.00%.

Baja per mobil/truk biasanya mempunyai kandungan karbon sekitar 0.50% sampai 0.65% (baja 1060, 1055, 9260, 5160). Baja per Jeep Willys diperkirakan dari baja jenis 5160 (kandungan karbon 0,60%), karena pada masa dahulu, baja per mobil lebih sering dibuat dari baja 5160, terlebih Jeep Willys yang diperuntukkan untuk militer.. Sekarang harga baja 5160 semaking tinggi, sehingga banyak produsen per mobil mencari alternatif lain yang lebih murah, tetapi masih cukup untuk memenuhi tugasnya dengan baik.

Katana buatan Jepang sekarang ini (kebanyakan), untuk yang kelas standar dibuat dari baja 1060; yang kelas menengah dari baja 5160; yang premium dari Tamahagane.


8. Strip Steel

Merupakan baja yang mudah didapat dengan kekerasan yang biasa-biasa saja tapi cukup mudah diasah.

9. Baja Ulir.

Merupakan baja yang paling murah dengan kualitas rendah.

Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang sering (Frequently Asked Question)

* Apakah pisau bubut baik untuk dibuat pisau?
  1. Baja jenis ini termasuk dalam kelompok HSS (High Speed Steel/baja yang bertahan ketika digunakan dalam pekerjaan yang cepat dan juga panas)
  2. Pisau bubut biasanya dibuat dengan kandungan karbon tinggi. Mengandung Tungsten, dan Molibdenum yang cukup tinggi, dan kadang kadang sangat tinggi.
  3. Molibdenum membuat baja tetap kuat dalam suhu tinggi, sekaligus membuat baja ini butuh panas yang sangat tinggi pada saat ditempa/dibentuk, dan proses HT. Untuk perbandingan, baja per, dan baja O1 hanya butuh suhu sekitar 700-900 celcius untuk ini, sedangkan baja jenis ini butuh suhu sekitar 1000 sampai 1200 celcius.
  4. Tungsten membuat baja menjadi keras, dan tahan aus/tahan kikis. membuatnya sulit untuk diasah atau stock removal.
  5. Kandungan Karbon tinggi, dan HT untuk pisau bubut, membuat baja jenis ini menjadi lebih getas (gampang patah).
  6. Selama kandungan Molybdenum, dan Tungsten masih rendah, dan tungku HT dengan panas tinggi juga stabil, pisau bubut masih pantas untuk dijadikan bahan pisau biasa. Dengan kandungan karbon yang cukup tinggi, sebaiknya pisau jangan terlalu besar (sebaiknya hanya untuk pisau ukuran kecil sampai sedang).

* Untuk menjawab semua pertanyaan "Apakah ........ bisa tajam?"
  1. Semua benda dengan kekerasan cukup, bisa dibuat/diasah menjadi tajam. sebagai contoh, kertaspun bisa tajam, apalagi logam-logaman (eh... Air raksa gak bisa yah )
  2. yang jadi masalah biasanya adalah "seberapa sulit membuatnya tajam?", "Berapa lama ketahanan ketajamannya ketika digunakan?" Nah.... ini baru tergantung dari masing-masing benda.

* Apakah Titanium merupakan bahan bilah pisau yang baik?
  1. Bisa disebut baik bila yang dibutuhkan adalah daya tahan karat yang tinggi.
  2. Bisa disebut buruk bila yang dibutuhkan adalah daya tahan ketajaman/kekerasan. Sebagai perbandingan: Titanium hanya bisa mempunyai kekerasan sampai sekitar 40 HRC, berbanding dengan baja per yang bisa mencapai kekerasan sampai sekitar 64 HRC

Apakah yang disebut baja per?
  1. Baja yang bisa disebut sebagai spring steel/baja per adalah baja yang mempunyai kemampuan pegas tinggi. Biasanya mempunyai kandungan karbon dari 0.50% sampai dengan 1.00%.
  2. Baja per mobil/truk biasanya mempunyai kandungan karbon sekitar 0.50% sampai 0.65% (baja 1060, 1055, 9260, 5160)
  3. Baja yang biasanya disebut baja per di Indonesia adalah baja per daun mobil/truk.
  4. Baja per Andong/Jeep Willys kemungkinan adalah baja jenis 5160 (kandungan karbon 0,60%). Kemungkinan ini karena pada masa dahulu, baja per mobil lebih sering dibuat dari baja 5160. Sekarang harga baja 5160 semaking tinggi, sehingga banyak produsen per mobil mencari alternatif lain yang lebih murah, tetapi masih cukup untuk memenuhi tugasnya dengan baik.
  5. Baja per jam biasanya mempunyai kandungan karbon antara 0.90 - 1:00% (baja 1095)

Kenapa Indonesia tidak bisa menghasilkan baja dengan kandungan karbon lebih tinggi?
  1. (Jawaban dari Giaartcraft)Seharusnya bisa, karena bahan dasar baja yang digunakan di pabrik baja seperti Karakatau Steel adalah baja cor dengan kandungan karbon sampai 4.00%. Baja cor ini kemudian dikurangi kandungan karbonnya dengan cara dipanaskan temperatur tinggi sambil di semprot oksigen sehingga kandungan karbon pada bahan baja akan terbakar/berkurang karena ber-reaksi menyatu dengan oksigen menjadi karbondioksida. Proses ini terus dilakukan sampai kandungan karbon banyak berkurang dan mencapai 0.45%. Alasannya dilakukan ini karena adanya perjanjian sewaktu proses transfer teknologi bahwa produk KS tidak boleh berkandungan karbon lebih dari 0.45%.
  2. (Jawaban Jarumberputar)Kemungkinan karena kebutuhan baja di indonesia yang sangat banyak adalah untuk baja konstruksi, dimana kandungan karbon untuk baja konstruksi adalah 0.45%.

Apakah dalam proses tempa kandungan karbon akan bertambah?(pertanyaan ini agak keluar sedikit dari topik)
Jawabannya : Tidak akan bertambah dan malah akan berkurang, karena seperti pada penjelasan diatas, ketika baja dibakar dengan panas tinggi, dan adanya oksigen, maka kandungan karbon pada baja akan ber-reaksi dengan oksigen menjadi karbondioksida, sehingga kandungan karbon pada baja akan berkurang. Jadi bila tidak ingin kandungan karbon pada baja berkurang banyak, sebaiknya waktu untuk proses penempaan, jangan lama.

Apakah gunanya baja ditempa?(juga sedikit keluar topik)
Saya mengerti bahwa masing-masing pande mempunyai penjelasan masing-masing, cuma menurut Saya jawaban berikut yang paling masuk akal.
  1. Baja ditempa untuk membentuknya.
  2. Baja ditempa agar mendapatkan motif tempa.
  3. Baja ditempa agar dalam pembuatan pisau, bahan baja tidak banyak yang terbuang (dibanding dengan metode stock removal, dengan penggunaan kikir atau gerinda).
  4. Baja ditempa untuk meratakan kandungan karbonnya (homogenisasi kandungan karbon)diseluruh bagian bilah. Dilakukan dengan cara ditempa sambil dilipat secara berulang-ulang (biasa dilakukan pada baja tamahagane, karena baja jenis ini dalam bentuk mentah, kandungan karbonnya tidak rata)
  5. Baja ditempa untuk mengurangi kandungan karbon-nya agar sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebagai contoh. Anda punya baja 1084, tapi sebetulnya membutuhkan baja berkandungan karbon setara dengan 1075, maka Anda perlu melakukan tempa lipat berulang-ulang agar kandungan karbon menjadi berkurang dan jadi merata. Hal ini sering juga dilakukan pada baja tamahagane.

Apakah baja putih itu?
Istilah baja putih ini hanya populer diantara pande-pande lokal. Yang dimaksud sebenarnya adalah baja tahan karat/stainless steel. Kebalikannya, baja non stainless disebut sebagai baja hitam.

Sering monel disalah artikan sebagai baja putih. Monel ini bukan baja karena mengandung 67% Nikel dan hanya sedikit kandungan besi. Logam ini sebetulnya tidak bisa disebut sebagai baja karena hanya mengandung besi sedikit dan tidak mempunyai kandungan karbon yang keduanya adalah komponen penting agar dapat disebut sebagai baja. Monel tidak bereaksi terhadap magnet.

SEPINTAS BEBERAPA ISTILAH BAJA YANG UMUM (KODE dan TIPE BAJA)

1XXX - Baja simple (Plain Carbon Steel)
13XX - Baja berkandungan Mangan
2XXX - Baja paduan Nikel
23XX - Baja dengan kandungan Nikel 3.5%
25XX - Baja dengan kandungan Nikel 5.0%
3XXX - Baja paduan Nikel dan Chrome
4XXX - Baja paduan Molybdenum
40XX - Baja paduan Molybdenum
41XX - Baja paduan Chrome dan Molybdenum
43XX - Baja paduan Chrome, Molybdenum, dan Nikel
46XX - Baja paduan Molybdenum dan Nikel
48XX - Baja paduan Molybdenum dan Nikel
5XXX - Baja paduan Chrom
51XX - Baja paduan Chrom dengan kandungan Chrom rendah
52XX/52XXX - Baja paduan Chrom dengan kandungan Chrom sedang
53XX - Baja paduan Chrom dengan kandungan Chrom tinggi
6XXX - Baja paduan Chrom dan Vanadium
86XX - Baja paduan Nikel, Chrom, dan Molybdenum
87XX - Baja paduan Nikel, Chrom, dan Molybdenum
92XX - Baja paduan Mangan dan Silikon

Pada aturan kode ini, dua huruf X terakhir adalah merupakan nilai kandungan karbon (khusus yang kandungan karbon 1% keatas, angkanya 5 deret, dan X tanda kandungan karbon ada 3 X). Sebagai contoh 1095 kandungan karbon adalah 0.95%, 52100 kandungan karbon adalah 1.00%, 9260 kandungan karbon adalah 0.60%



Menurut aturan AISI (American Iron and Steel Institute):

A - Air hardening steel. Adalah baja dengan proses hardening dengan media pendingin udara
D - Die steel. Adalah baja yang pada mulanya diperuntukkan untuk proses pressing untuk membentuk, untuk membolongi, dan mencetak
F - Carbon/Tungsten alloy. Adalah baja paduan dengan Tungsten
H - Hot work. Adalah baja yang diperuntukkan untuk mengerjakan pekerjaan pada temperatur tinggi.
L - Low Alloy. Adalah baja dengan kandungan paduan rendah
M - Molybdenum Alloy. Adalah baja paduan Molybdenum
O - Oil hardening steel. Adalah baja dengan proses hardening dengan media pendingin minyak.
P - Mold steel alloy. Adalah baja yang diperuntukkan untuk mengerjaan pekerjaan molding/pengecoran.
S - Shock resistant steel. Baja dengan ketahanan benturan tinggi. baja dengan keuletan tinggi.
T - Tungsten alloy steel. Adalah baja paduan Tungsten
W - Water hardening steel. Adalah baja dengan proses hardening dengan media pendingin air

BAJA

Baja adalah logam paduan dengan kandungan utamanya adalah besi yang di padu dengan unsur karbon. Untuk bisa disebut baja, kandungan karbon tidak boleh kurang dari 0.2 - 0.25% dan tidak lebih dari 2.1 - 3%. Bila kandungan karbon kurang dari 0.2 - 0.25%, logam ini tidak bisa di harden (diperkeras dengan proses hardening/nyipuh), dan disebut wrought iron. Bila kandungan karbon lebih dari 2.1 - 3% logam ini akan menjadi getas (gampang patah), dan disebut cast iron(besi cor).

Aturan mengenai kandungan karbon diatas; dalam beberapa tahun terakhir telah tidak sesuai lagi. Beberapa tahun terakhir beberapa pabrik baja telah menemukan baja jenis baru sebagai contoh: baja H1 yang digunakan oleh beberapa perusahan pisau kandungan karbonnya adalah 0.15% (sebagian besar orang masih tidak menganggap H1 sebagai baja/steel, karena H1 dengan kandungan karbon serendah ini tidak bisa di harden). Begitu juga kandungan karbon dari baja ZDP189 yang 3.0%. CPM Rex 121 yang mempunyai kandungan karbon 3.4%.

* Satu hal yang harus diingat. Baja apapun yang digunakan sebuah pisau, yang paling penting adalah Proses Heat Treatment-nya (HT) (dari hardening sampai tempering). Sebagai contoh baja dengan bahan baja D2 yang tidak melalui proses HT atau tidak melalui proses HT yang benar akan menjadi kalah jauh kemampuannya dibanding baja D2 dengan HT yang benar.